indo.MT5

Monday, November 18, 2019

Titik yang Panjang


Seindah percikan air itulah nikmat-Nya
Terasa bagi yang ikhlas hatinya
Air menguap takkan hilang, hanya menguji kesabaran
Air beku itu bukan batu, sebab tekad itu perlu
Kadang ia deras berputar, kadang tenang menawan
Cukuplah kami bersandar pada iman

Satu dua tiga, kami bahagia
Berharap jadi empat dan lima
Dua chairulian satu chairulia
Akan jadi titik yang panjang
Ada datar tentu juga ada gelombang
Kadang mengerang, tapi yakin telah bersarang
Sebuah pelukkan tak butuh uang
Senang dengan saling pandang

Hahhh
Andai langit terus cerah
Pasti sabar takkan bertambah
Tanpa gundah tak ada alasan berserah
Terus menelaah, yang berkah yang musibah
Akibat bukan hanya ke ayah
Juga seisi rumah dan nasab kebawah
Na’udzubillah



Tertulis dimalam istri dan anak terlelap nyenyak.

Monday, December 17, 2018

Kita

Masa ketika tak banyak kata
Masa ketika jalan tak rata, dengan roda dua
Berkendara tak banyak cerita, hanya tekukan muka
Hingga tiba, hanya tekukan muka

Masa ketika bicara diatas nada
Masa tak ada sapa, sekeras bata
Disana kita rasa berdua, rasa keluarga
Membaca dia, menerima dia dan saya

Duhai pelipur lara,
Jika sejuk saja bahagia
Jika malam terasa lega
Jika bulan bisa bercahaya
Jika bunga punya aroma
Jika pigura mencetak cerita
Coba kau baca
Kita lebih dari mereka
Karena kita tak lagi dua, tapi kita tiga

Terima kasih Mega

Sunday, August 20, 2017

Next Level

Just like a Game, easy to start but hard to finish and we must in the game to The Next Level.
Kira kira itu kesimpulannya

Kesenangan, kemenangan, kebanggaan jadi awal harapan sebuah permainan, penasaran yang memaksa duduk berjam jam.

Diluar dugaan tantangan datang dari kampung halaman, sebuah angan angan yang hanya ungkapan bukan perencanaan, hasil yg mapan dan jabatan idaman, menggiurkan. Namun, itu bukan jalan kebahagiaan, bukan masa depan, bukan kebaikkan, tapi beban dan amat tertekan hingga kawan dan teman pun heran.

Ternyata hanya bersandar sebentar, berjuta juta terasa hambar, hingga keluarga tak pesiar.
Kami dengar, kami tegar, kami sabar, kami belajar.
Harapan tak pudar karena kami sadar tuhan selalu benar.
Tak ada jalan lagi selain mencari,
Tak ada solusi selain pergi,
Jadi, tak ada alasan untuk menanti

Setelah beberapa minggu berusaha, datanglah pilihan impian atau kenyataan, dua pilihan yang tak gampang, dua pilihan yang menantang.

Akhirnya saya memilih kenyataan dimana saya harus kembali hidup di Jawa dan ternyata ini jadi awal langkah saya ke tahap berikutnya. Beruntung saya dapat lokasi tempat tinggal bagus nyaman dan dekat sekali dengan tempat ibadah yang sangat membantu memperbaiki diri. Kemudian tantangan baru ditempat kerja yang sekarang tantangan itu jadi menyenangkan, terasa kehebatan mental terus meningkat, saya benar-benar merasa bekerja yang benar menggunakan potensi sebenarnya dan disini makin bersinar. Saya bersykur sekali, hasil evaluasi memang tidak sesuai harapan tetapi hasilnya sesuai kebutuhan.
Alhamdulillah

Disisi lain hidup saya yang sedang mencari jati diri, banyak perilaku yang tanpa sadar mengarahkan langkah saya, pikiran saya, cara saya, hingga hati saya. Ini seperti cerita fiksi yang terangkai penuh arti, sangat rinci. Tiap gerakan tiap tindakan rasanya ada yang mengarahkan, menumbuhkan perasaan ditengah kebingungan, membandingkan kenangan kenangan hingga mendapat keputusan atau mungkin bukan keputusan tapi coba coba lebih tepatnya. Salah satunya coba memilih Bri, ditengah kelelahan mencari, terbatasnya waktu, lama menunggu jadi dicoba saja dengan yang ada tapi bukan sekedar ada karena sebelumnya saya cukup tahu banyak tentang dia. Percobaan dimulai bulan july yang finalisasinya 16.08 dan alhamdulillah gayung bersambut sehingga saya punya status baru sejak saat itu. Setelah agustus kami  baru bertemu lagi diakhir september, penantian yang cukup lama tetapi setelah itu hampir tiap 2 minggu kami bisa bertemu, senangnya. Untuk detail cerita kami mungkin akan ada cerita dijudul lainnya.
Intinya percobaan itu ternyata takdir saya yang disusun sedemikian rupa, sejauh saya mencari seluas saya kelilingi tapi kembali kegaris yang sudah ditakdirkan. Bahagia, iya saya sangat bahagia doa saya didengar Bri emang bukan yang saya cari tapi orang yang saya butuhkan. Sebentar lagi kami akan halal tapi "Sebentar" yang tak gampang.

"Don't give up, great things take time"

Sungguh melegakan ketika kepastian datang, girang tak karuan. Mulai memetakan persiapan, anggaran, berbagi peran, kesakitan, lengkap dengan pertengkaran, menyenangkan.
16 April yang menakutkan
16 April tak gampang
16 April pindahnya pertanggungjawaban
16 April dihalalkan
Alhamdulillah SAH


tertulis dengan syukur yang dalam, dibawah malam, sebagai imam.

Monday, April 6, 2015

Titik Balik

Memulai cerita yang tak biasa, seperti drama di SMA
Karya anak dibawah usia
Tak lama untuk menyusun kerangka, mengatur pola pola bicara, mencipta suasana yang nyata, hingga cara menyanggah sang adidaya. Tidak ada yang kecewa bahkan kita terima tepuk tangan pada akhir sandiwara.
Itulah kerja sama saat muda belia, tak banyak pikiran dikepala, tak mengejar harta, tak berharap tahta, tak mencari wanita, masih berhati mulia yang hanya ingin tertawa bersama dan ceria hingga kantuk tiba.

Waktu itu UMUR, sebuah kutipan literatur dari timur.
Umur yang tak mau mundur memaksa lajur untuk bertempur agar hidup mujur dan makmur, mulailah rencana diatur. Memasang target terukur, mencari teman akur, belajar berbaur, memilih jalur direktur dengan melepas US manufacture.
Tugas Kaisar tergelar yang tersusun tak lancar ditengah hingar bingar mimpi besar, terlihat wajah segar bagi yang terdaftar dan itu wajar karena mahal dibayar. Saya bangun sangkar dari dasar hingga tenar di tiap pasar tanpa tersadar waktu hampir fajar karena hanya sebentar saya dapat berselancar dengan bantal dikamar. Mengajar dengan sabar tiga lima mawar agar mekar segar di hektar hektar semak belukar nan liar.
Sekarang sangkar itu buyar bersama pakar pakar yang samar karena mereka hanya gemar bukan penakar, sesumbar tak punya jangkar, ingin bersinar dan uang semilyar dengan otak tercemar yang mereka anggap benar. Sang Kaisar pun sesumbar tak mau dengar betapa sukar menanam pagar lebar di alam liar.
Tanpa gusar tanpa akar, Kaisar dengan sangar mencakar pengait sangkar.
Bror, gagal tegar bak tersambar halilintar terlempar ke ruang hambar tak bertikar hingga sinar jiwa pudar lemas terkapar,
Sukar,
Sukar,
Sukar, untuk keluar.

Sesal ada,
Kesal ada,
Bebal rasanya,
Menjual ide istimewa dengan segumpal tinja
Tak setimpal harganya


Mimik tak lagi asik sejak terusik alasan klasik tagihan batik bermanik manik.
Titik Balik
Ini titik balik, kata hati berbisik karena Tuhan pasti baik.
Kami berhitung matematik tanpa politik, menggelitik ilmu fisik dari putik putik terbaik, menarik sisik sisik apik, memetik petunjuk unik Sang Khalik pemilik Titik Balik.

Diketik bersama bintik bintik bintang antik,
Tercekik dijalan Pejanggik. (April 2015)

Sunday, August 17, 2014

MERDEKA, memilih jalan bahagia

Ada cara yang tak biasa, sakral dan luar biasa, karena itu saya lega
Emosi ini terbaca pada mata, banyak yang curiga dan menerka nerka "ada apa ya?"
Namun karena misi harus jalan terus, perlu cara khusus yang bagus agar lancar dan mulus
Tidak ada yang mudah untuk sesuatu yang berharga karena kesulitan didalamnya memberi cerita, pelajaran, dan kesan selamanya;
Ceritanya akan menjadi sejarah untuk banyak orang karena dalam cerita biasanya banyak tokoh yang terlibat apalagi tokoh utama menjadi pusat perhatian dalam arena.
Pelajaran juga tidak kalah banyak, mendidik rasa percaya, ketulusan, keyakinan, perjuangan, takdir, dan cinta.
Kesan yang tercipta tak akan mudah terlupa, walau ceritanya tidak berjalan lama namun rasa dekat dan akrab membuat kesan yang dalam pastinya untuk kita dan beberapa dari mereka.
Akhirnya saya mampu untuk berdiri kembali di kaki sendiri dan lirik sana lirik sini karena saya harus segera berjalan lagi, pergi menapaki jati diri yang belum rapi dan masih tak pasti dalam hati kemana akan memulai untuk 45 tahun nanti.
Kesempurnaan tak ada didunia maka akan saya minta yang terbaik untuk saya. Baru saja mata terbuka dan terasa perjuangan saya belum seberapa dibanding mereka dengan cita cita yang setara serta bermodal sama, sehingga tiba saatnya saya harus segera bekerja, berusaha, do'a, bersama restu orang tua.
Do'a,
Kata dengan tiga abjad namun sangat hebat, membuat kuat, memberi efek dahsyat
Saya teringat, perjalanan yang berkeringat dari kos enam empat sampai tak punya tempat. Banyak yang gawat namun ada jalan untuk selamat, bebas maksiat dengan tetap bersahabat, dari truk lambat hingga delay pesawat, semua jelas teringat. Maka akan selalu ku panjat doa agar sehat selamat.

Ada kesimpulan dari beberapa percobaan, selain keterampilan tambahkan keyakinan bulatkan tujuan dan pastikan keluarga mengijinkan. Langkah akan ringan kiri kanan banyak pilihan bahkan ada tawaran dan godaan, walau demikian janganlah berpangku tangan karena perjuangan tetap diperlukan.

Malam ini, setelah 69 tahun kemerdekaan Indonesia. MERDEKA !! untuk masa yang lebih bahagia.

Thursday, February 27, 2014

Angka Dua Lima

Kembali,
Tanggal dan bulan ini datang.
Alhamdulillah. . .

Saya gak punya tema untuk posting kali ini, banyak kejadian tapi susah disimpulkan dan dipisahkan mana khayalan mana kenyataan. Posisi ini menyenangkan, sedikit tekanan, ringan beban, longgar aturan, rendah pengawasan, cukup bayaran, nyaris tanpa kesedihan. Hidup saya juga masih biasa, sama dengan tahun tahun sebelumnya hanya usaha dan beberapa gaya yang beda jika dilihat kasat mata.
Tahun ini lima kota tersinggahi, rumah sih pasti tapi yang baru dan paling berarti ya kota terakhir ini, kota dengan jalanan rapi yang tak ramai tak sepi, kebijakan ekonomi ditengah modernisasi, komunikasi dengan level bahasa tertinggi.
Adaptasi itu perlu waktu untuk bisa tahu semua individu dan aturan yang berlaku agar tidak malu dan tidak salah berperilaku, karena ini kondisi baru yang beda dengan hidupku dulu. Tidak banyak buku, cara kerja belum baku, lebih dari seribu orang duduk dibangku dan bekerja buru buru, dengan banyak lagu. Tapi itu seru.

Dipenambahan usia saya, target pertama menghemat dana demi keluarga, berikutnya membangun usaha, disaat yang sama memulai usaha berkeluarga. Namanya juga usaha kemungkinannya cuma dua berakhir duka atau bahagia, saya hanya bisa berusaha dan berdoa selebihnya tuhan punya cara. Mencoba tak ada salahnya apalagi untuk dia yang nyaris sempurna dan apapun akhirnya akan saya terima tanpa sesal atau kecewa.

27 Februari, sendiri dikamar yang sepi menanti hATI mengerti.

Thursday, January 30, 2014

Counter Attack

Persis setahun yang lalu, cerita bahagia yang diposting sebelumnya berubah menjadi kesedihan yang begitu pahit. Bagi saya terlebih lagi kedua orang tua sangat terpukul karena sebuah keputusan, keputusan yang saya sepelekan dan seketika itu saya sangat menyesal. Kehidupan yang berat sudah tampak didepan mata namun saya bersyukur support orang tua selalu ada walapun saya tahu mereka sangat kecewa. Hari-hari berlalu dengan penuh perjuangan, dimulai dari perjalanan pulang, suasana kesedihan selama dirumah, kehidupan saat mencari sumber rizki, semua terasa menyedihkan. Waktu terus berjalan tanpa terasa sudah tiga bulan lamanya saya dalam posisi ini, pergi kesana kemari, bersembunyi, dan membangun kontroversi. Namun saya sangat yakin tuhan maha adil, dibalik kesusahan, kesedihan, kekecewaan, selalu terselip hikmah dan pelajaran yang membuat saya terus lebih baik. Dalam perjalanan pulang saya bertemu sebuah keluarga yang memotivasi, perjuangan kesana kemari menjadi jalan untuk menjalin silaturrahmi yang dulu renggang, dan perjuangan itu mempertemukan saya dengan teman-teman baru. Saya semakin sadar untuk terus bersyukur atas segala sesuatu yang telah diatur-Nya. Setelah cukup bingung menentukan pilihan akhirnya tanggal 27 mei menjadi hari pertama diperusahaan baru saya yaitu perusahaan yang dulu pernah sempat terbayangkan dalam kepala, di hari pertama saya masuk dengan penampilan apa adanya dan dikenalkan dengan begitu banyak orang yang tidak bisa saya hafal wajahnya apalagi nama mereka. Banyak pesan yang disampaikan atasan, banyak sapaan yang mengherankan, dan tugas pertama yang tak sesuai aturan, lingkungan baru yang begitu berbeda dengan hidupku dulu. Tak butuh waktu lama kenyamanan mulai datang saat mengerti posisi saya ditempat itu, saat mengerti kesan dan ketertarikan mereka, saat mengerti cara kerja kami. Kondisi tersebut seakan menghapus kesedihan dan kekecewaan yang dulu ada, kondisi yang membuat saya bersyukur, kondisi yang membuat saya merasa sangat dihargai, kondisi yang membuat perjuangan tidak sia-sia. Lingkungan baru ini menciptakan pola pikir baru, jalan pikir baru, membangun mental yang baru, dan dimulainya sebuah cerita baru.
Cerita yang dimulai dengan keindahan dan kebahagiaan,
cerita yang berawal dari dua kali kebetulan,
cerita yang tidak berawal dihari pertama,
cerita karena kebaikan,
cerita yang mungkin membuat beberapa orang heran dan kecewa,
cerita yang berisi keakraban, kenyamanan, dan kasih sayang.
Setelah sebulan lebih cerita itu tersusun rapi dengan indah, kabar buruk pun sampai ketelinga, kabar tentang dia yang menusuk jiwa membuat tersedak dan sesak. Namun kenyamanan dan keakraban itu justru membuat kami semakin dekat, bisa mengenal dia lebih jauh, melihat keluarga dan lingkungan yang membentuk tabiatnya. Saya kagum dan ingin memilikinya.
Awal tahun ini mengubah semuanya. Memaksa untuk jauh, harus menghapus keakraban, menghilangkan perhatian, dan merusak kenyamanan.
Awal tahun ini memperlihatkan kesalahan
Awal tahun ini memperjelas banyak hal
Awal tahun ini saya salah karena merusak yang telah dibangunnya
Dan awal tahun ini saya ikhlas
Walau dia hanya cerita, saya tidak kecewa
Dia memperlihatkan banyak cara
Dia mengajarkan tawa untuk ceria
Dia tak bangga walau istimewa
Sekarang saya bisa berkata, semua perjalanan tidak ada yang sia-sia karena dibalik duka ada bahagia. Cerita akhir kITA.